Kamis, 03 Desember 2009

Tunggulah, sebentar saja...

Mari lupakan sejenak tentang rasa yang sedang kita rasa
Juga tentang setumpuk rencana yang kadaluwarsa
Aku dan kamu tak sekedar sadar dimana sebenarnya kita berada
Tapi kita juga mahfum tentang betapa sesaknya dada kita
Menghitungi jejak langkah yang tak bertepi ini

Mari kita rengkuh mimpi tanpa harus mengucap kata 'Terserah'
Apalagi mengeluh keluh, pasrah dan menyerah
Biarlah bumi terus mengitari api meski kita tetap belum mengerti
Tentang arti sakit, marah dan airmata

Kemarilah, sayang...
Mari kita berdua nyalakan lentera mungil itu
Aku akan tetap disisimu meski kutahu hatimu masih merajam perih
Dan kita jangan menambah kecewa dan nestapa
Hanya karena mimpi yang kita tunggu itu tak pernah ada....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar