Rabu, 28 Oktober 2009

Tentang sebuah tanya


Adakah yang lain dari hidup ini selain kata Sabar?
Haruskah terus menerus bertahan ketika jasad dirajam renta?
Kemanakah akhirnya dan dimanakah raga ini bermuara?
Ketika raga dililit tanah, kemanakah terbangnya sang nyawa?

Oh, kemarilah jiwa-jiwa yang bersih
Terkutuklah alam yang sengaja membungkusku dalam kesia-siaan!
Membiarkanku tergolek lemas dan tak berdaya melihat gegap gempita dunia
Sementara diriku dihempas gelombang samudera ketakterhinggaan!

Kemarilah duka, mari menari bersamaku dalam irama rintih
Kita dendangkan sebuah lagu tentang sunyi dan sepi
Bersama para malaikat yang kini enggan dan malas menjemputku mati
Wahai alam, tak bosankah engkau memberiku dahaga?

Kami yang masih setia dalam doa menanti oase di padang tandus
Dalam keganjilan-keganjilan kami yang penuh dosa dan lumpur nafsu
Timpakan lumpur panas itu, biar hancur luluh lantak sekalian!

Oh hidup, tak lain adalah tanah gersang yang menjadikanku seonggok daging
Dengan otak dan hati yang tak kalah kering
Hanya menanti pembusukan menjadi mayat-mayat yang beraroma sengak...


)* Kamar gelap, 26 Juli 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar