Minggu, 04 Desember 2011

Rumah Sang Penyair


: untuk penyair Rama Prabu

tidakkah engkau merasa lelah dengan puisi-puisi?
yang membiusmu dengan hangat
tak peduli usiamu mulai menyusut

engkau sendiri yang membiarkan kata-kata itu terbang
engkau telah memberinya sepasang sayap pada kata-katamu!
tak kau hiraukan puisi-puisi lirihmu hendak hinggap di dahan mana

engkau telah bersetia pada jalan sunyi yang enggan bertukar sapa
pada gemuruh dan bising lanskap kota-kota asing yang pernah engkau singgahi

inilah duniamu kini dan nanti:
sebuah rumah tanpa dinding bambu
hanya beratapkan jejak masalalu
pada sebilah pena tak berulu
beralaskan tanah kata-kata
yang terus menjadi batu

Sajak Puntung Rokok


kepulan asap terakhir sudah tandas
ampas kopi terakhir pun sejak tadi sudah pula kandas
haruskah aku kembali menggarami bilur-bilur
luka yang masih menganga
di tanah kering gersang
di tengah rinai rintik gerimis yang asing?

mimpi-mimpi pun tersangkut pada jelaga hitam
yang sulurnya terkoyak moyak
angin mendesau aneh serupa suara sengau angsa
aku tersenyum pucat
tanpa darah di wajah
tanpa hujan di sudut mata

masa laluku tumpah berhamburan
di antara abu-abu jahanam
pada sebuah asbak keramik tua