Jumat, 01 April 2011

Hidup Serutin Angin

Pikiran-pikiran kita yang senantiasa bergejolak sekaligus rapuh.
Setia dipergilirkan alasan-alasan yang sebenarnya biasa dan sederhana.
Menyemut - berbaris menggiriskan hati.

Duhai, dunia tak pernah meminta kompensasi apa-apa pada manusia.
Selain lelaku hidup bersahaja seirama alam semesta.

Tapi siapa yang sanggup menahan lajunya usia yang terus merangkak tua?

Detak jantung dan jejentik waktu kerap mengintip celah-celah kelengahan.
bahkan diri pun pasrah saja dilumat kebisingan wajah kota dan kokang senjata para tentara.
Setiap hari mengancam hilangnya rumah, masa depan istri dan anak-anak kita.
Ah, kepala letih ini belum pula cukup dijejali peluru kata-kata dan juga umpatan para filosofia.
Biar, biarkan saja urat-urat kening kita semakin menegang.
Kian letih dan layu.

Di dalam dada, aku sembunyikan sapuan badai!
Di telinga, sedang kusimpan sejuta syair merdu simfoni!
Di lutut ini ada rasa takut dan api cemburu!
Dan di mulut ini, aku masih mengulum gerutu!


*) Cihampelas, 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar