Sabtu, 08 Agustus 2009

Deja Vu


Kenapa memilih pergi meninggalkan keluh tragedi? Tinggallah sejenak bersamanya biar rasakan sakitnya yang paling puncak! Kenapa harus berlari jika kenyataan tak kuasa hindari. Diam!
Tenggelamlah bersama wingitnya mimpi. Relakanlah diri dijambak absurditas. Rebahkan diri dikuliti sepi. Merataplah digeledah harapan...

Sebab engkau adalah lentera penerang kegelapanku
yang setia menyala saat pelupuk mataku meredup...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar